maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Ramadan belakangan ini memang telah berubah menjadi magnet untuk menggelembungkan kantong para pemilik televisi. Puluhan miliar rupiah pun mengalir dari pemasang iklan, sebagian ke pundi-pundi para pesohor, mulai dari Eko Patrio, Ulfa Dwiyanti, Komeng, sampai Tessi. Tak ada angka pasti, tapi kisarannya bergerak dari Rp 100 juta sampai di atas Rp 1 miliar.
Di situs MySpace.com, semua keajaiban komunikasi itu bisa terjadi. Serial televisi yang belum tampil di kanal televisi NBC lebih dulu menyapa dunia lewat tayangan webisode. Tak mengherankan jika kunjungan halaman (page view) untuk situs ini tercatat satu miliar per hari, hanya terlewati oleh Yahoo! yang menempati posisi teratas. Sang pemilik, taipan media Rupert Murdoch, pun menikmati keajaiban "situs nongkrong" yang mencatat pertumbuhan terpesat di dunia ini.
London Review of Books pun bakal menggelar debat publik pada 28 September nanti. Mearsheimer akan dihadapkan dengan Salomo Ben-Ami, mantan menteri luar negeri dan keamanan Israel. Politik luar negeri AS yang pro-Israel akibat kuatnya lobi Yahudi atau pilihan Amerika sendiri?
TIGA abad sudah Lamalera dicekam tragedi Somi-Ruma. Kedua warga suku Batafor ini dituduh menjadi penyebab kematian seorang anggota suku Bataona, satu di antara tiga suku induk di Lamalera di ujung selatan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Peradilan adat pun dilangsungkan. Keduanya lalu dihukum mati dengan cara ditenggelamkan ke laut.
Meskipun sudah lama berlalu, peristiwa memilukan itu seperti tetap terpendam dalam dada masyarakat Lamalera turun-temurun. Ia menjelma menjadi perang batin tiada berujung seolah mereka mendapat warisan kutukan darah. Hingga suatu hari pada awal Juli lalu, sebuah proses rekonsiliasi digelar: menautkan yang tercerai-berai, mendamaikan yang berselisih.
Tempo melaporkan proses rekonsiliasi tersebut dan memotret pergeseran yang berdenyut di kampung berjuluk Tanah Matahari ini.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.