maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
FESTIVAL Film Cannes diselenggarakan secara on site di Prancis pada 6-17 Juli 2021 setelah vakum setahun karena pandemi Covid-19. Jadwal perhelatan ke-74 ini pun sempat dimundurkan dari Mei menjadi Juni. Sempat pula muncul simpang-siur informasi menjelang pembukaan festival, seperti mengenai kewajiban karantina bagi tamu yang berasal dari negara dalam daftar oranye dan tetek-bengek seputar vaksin Covid-19. Yosep Anggi Noen, salah satu sutradara yang menghadiri Festival Film Cannes, menuliskan reportase untuk Tempo. Anggi menceritakan beberapa film menarik yang ia tonton di Palais des Festivals. Festival Film Cannes kali ini mencatat sejarah baru, yakni terpilihnya Titane karya Julia Ducournau sebagai pemenang Palme d’Or. Ducournau menjadi sutradara perempuan kedua yang meraih penghargaan tertinggi Festival Film Cannes itu.
Menurut Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Narkotika dan Kejahatan (UNODC), ada sekitar 50 ribu korban perdagangan orang yang terdeteksi dan dilaporkan oleh 148 negara pada 2018. Pemberantasan perdagangan orang kini menggunakan berbagai teknologi, dari kamera pengintai, sistem pengenalan wajah, program pelacak situs web, kecerdasan artifisial, hingga pemindai biometrik.
Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, namun dalam seperempat abad kemudian watak otoritarianisme kembali menguat. Benarkah penjegalan cita-cita Reformasi digerogoti dari dalam secara sistematis?
Setelah 25 tahun gerakan reformasi di Indonesia kini berada pada titik nadir. Semangat perubahan yang pernah diusung oleh mahasiswa, buruh, aktivis pro-demokrasi, dan berbagai kalangan masyarakat semakin meredup. Beberapa aktivis Reformasi 1998 yang dulu berjuang di jalanan, sekarang justru mendukung gagasan dan perilaku yang bertentangan dengan tuntutan mereka di masa lalu.
Bahkan hingga di penghujung periode kedua pemerintahan Joko Widodo, belum ada satu pun dari enam tuntutan mahasiswa 1998 yang terlaksana sepenuhnya. Seperti misalnya supremasi hukum, pemberantasan korupsi, dan pengadilan terhadap mantan presiden Soeharto. Arus reformasi cenderung berbalik arah dan gejala otoritarianisme semakin menguat, menghadirkan tantangan serius bagi perjuangan demokrasi di Indonesia.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.