Anda memiliki 1 free artikel untuk minggu ini. Dapatkan
4 artikel gratis setelah Register.
Tedjabayu tak pernah cengeng soal masa lalu. Penyintas tragedi 1965 yang tegar menghadapi tantangan.
Ayu Bulantrisna Djelantik mendidik murid-muridnya bukan untuk berkarya, melainkan berdaya. Seorang aktivis yang gigih dalam ranah budaya, ilmu, dan sosial.
Menulis obituari tak jarang menjadi ziarah yang membuat kita lebih paham akan sosok yang kita ziarahi. Inilah yang saya rasakan ketika mengetik baris-baris di bawah ini.
Tidak banyak sejarawan Indonesia yang meminati sejarah Vereenigde Oostindische Compagnie karena sulitnya membaca arsip-arsip maskapai dagang Belanda yang beroperasi di Indonesia pada abad ke-17 hingga ke-18 itu. Satu di antara sedikit sejarawan Indonesia yang justru tertarik dan menjadi ahli sejarah VOC adalah Mona Lohanda.
Herry Priyono memprovokasi dan menganjurkan sebuah filsafat yang terlibat. Menurut dia, keadilan hanya mungkin apabila yang politik sekaligus menjadi yang sosial.
Daru Priyambodo, mantan Pemimpin Redaksi Koran Tempo dan Tempo.co, meletakkan batu fondasi lahirnya jurnalisme digital Tempo. Kritiknya dinanti karena dibumbui humor.
Gunawan Wiradi adalah figur ideal intelektual-aktivis di zamannya, yang menjaga autentisitas pemikiran dan marwah diri dengan ngelmu iku kalakone kanthi laku (ilmu itu terwujud-nyatakan dalam praktik, aksi, dan perbuatan).
Wianta mengubah wajah seni Bali. Dia menolak dengan tegas segala ragam seni yang berbau "etnis".
Rahayu Supanggah menapakkan kedua kakinya di antara intuisi dan ilmu, serius dan kelakar. Komposisi Setan Jawa mengejewantahkan gambar yang "jauh dan lampau" menjadi "dekat dan kini".
Anung adalah aktivis sejati yang rendah hati dan memegang teguh komitmen. Seorang katalisator yang mampu mengerjakan semua hal.
Gaya menulis Alwi Shahab seperti orang bercerita. Di tangannya, sejarah menjadi mengasyikkan tanpa kehilangan keseriusan.
Malik Fadjar mengawali kariernya sebagai guru agama di sekolah rakyat di Nusa Tenggara Barat. Wafat pada 7 September 2020, ia meninggalkan warisan besar tentang multikulturalisme hingga reformasi pendidikan nasional.
Jakob Oetama adalah Kompas. Ia telah membentuk habitus Kompas yang hati-hati selama era Orde Baru yang tidak lekang seiring dengan perubahan rezim politik.
Bianpoen adalah arsitek perkotaan legendaris yang tegas dan selalu menekankan pentingnya tujuan pembangunan. Memihak warga yang kurang berdaya atau tertindas.
Sejarawan Australia, Lance Castles, malang-melintang meneliti serta menulis sejarah dan politik Indonesia. Fasih berbahasa Aceh dan pernah menulis buku yang kontroversial tentang asal-usul etnis Betawi.
Cornelis Lay menawarkan dan menjadi eksemplar “jalan ketiga” peran intelektual. Akademikus yang berpolitik tapi menampik menjadi perkakas kekuasaan. Bocah miskin yang sukses mendaki ke puncak.
Tidak seperti kakaknya, Gus Dur, Hasyim Wahid kurang dikenal publik. Figur misterius yang penuh paradoks dan aktif dalam gerakan prodemokrasi di era Orde Baru.
Penulis, kritikus sastra, pendidik, dan publisis Ajip Rosidi wafat pada usia 82 tahun di Magelang. Menggembleng diri secara otodidaktik, ia mewariskan banyak karya dalam bahasa Indonesia dan Sunda.
Menghabiskan usia sebagai jurnalis dan dosen, Masmimar Mangiang adalah ahli bahasa yang tekun dan teliti. Ia pengajar “killer” yang uniknya justru menjadi favorit murid-muridnya.
Hadipurnomo adalah perintis kajian antropologi visual dan etnofotografi Indonesia.
Anda memiliki 1 free artikel untuk minggu ini. Dapatkan
4 artikel gratis setelah Register.