Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Mohammad Choirul Anam menyoroti komitmen pemerintah Presiden Jokowi Widodo dalam penegakan hak asasi manusia. Komnas HAM kembali memberikan rapor merah kepada Presiden Jokowi karena ia dianggap tidak serius menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Setidaknya ada sebelas kasus HAM berat yang menunggu disidangkan. Salah satunya tragedi Paniai berdarah yang terjadi pada periode pertama kekuasaan Jokowi. Namun Kejaksaan Agung tidak pernah menaikkan status kasus itu ke penyidikan. Pemerintah Jokowi juga dihadapkan pada maraknya konflik agraria karena program pembangunan infrastruktur. Komnas HAM juga mendesak pemerintah segera menyelesaikan kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua.

Rencana besar pembangunan infrastruktur yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dalam belasan Proyek Strategis Nasional di berbagai daerah ternyata mengundang pelanggaran hak asasi manusia. Konflik agraria seharusnya tak terjadi jika pemerintah tak menempatkan agenda ekonomi di atas hak dasar rakyat.

Kelahi kelompok pendukung kesehatan dan tembakau berlanjut dan memanas menjelang penentuan tarif cukai. Peta jalan industri hasil tembakau masih mandek di level kementerian. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional jalan dulu menggeber studi.

Perempuan jurnalis Afganistan tewas diberondong peluru segerombolan orang tak dikenal. Kekerasan terhadap warga sipil meningkat di tengah perundingan damai pemerintah dan Taliban.

Indonesia belum banyak melakukan penelitian eksoplanet karena keterbatasan fasilitas dan sumber daya manusia. Berharap pada teleskop berukuran 3,8 meter di Observatorium Nasional Gunung Timau di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Teater Koma mementaskan bagian ketiga trilogi Gemintang. Rangga Riantiarno secara kuat memainkan seorang astronom sepuh yang terombang-ambingkan cinta.

Karateka putri Krisda Putri Aprilia mulai jatuh cinta pada kegiatan mendaki gunung sejak sekolah menengah pertama. Ia ingin mendaki Gunung Bromo selepas pandemi.

Robertus Robet
Sosiolog Universitas Negeri Jakarta

Pandemi Covid-19 menjegal laju sinema Indonesia yang sedang bergairah beberapa tahun terakhir. Tren peningkatan jumlah produk film, penonton, dan layar teater harus terhenti tiba-tiba tatkala bioskop mesti tutup pada akhir Maret lalu. Sempat gagap beradaptasi dengan situasi pandemi, ekosistem film perlahan-lahan dapat menemukan dan menciptakan jalur-jalur baru untuk menjumpai penonton. Guna mengapresiasi para pekerja film yang terus berupaya menjaga api sinema menyala di tengah paceklik, tradisi Film Pilihan Tempo hadir kembali. Selamat membaca.

Rangkuman berita sepekan.

Yopie Hidayat
Kontributor Tempo

Pengetatan protokol kesehatan dapat dilakukan sampai kuartal ketiga 2021 untuk menekan penyebaran Covid-19. Pemerintah harus berkomitmen dan konsisten menjalankan regulasi.

Menurut pembaca, vaksin Covid-19 memberikan harapan pandemi ini segera berakhir. 

Kartun: Yuyun Nurrachman

DI media sosial beredar video seekor owa bertarung dengan anjing jenis pudel di rumah Kepala Kepolisian Resor Pelalawan, Riau, Ajun Komisaris Besar Indra Wijatmiko. Owa tersebut diduga mati beberapa hari kemudian.

Puing asing di landasan pacu sangat membahayakan penerbangan. Universitas Indonesia dan Kementerian Perhubungan mengembangkan sistem deteksinya dengan metode single shot detector.  

Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Tantangan global ini membutuhkan respons global dan komunitas sumber terbuka telah memainkan peran utama dalam memerangi Covid-19 dengan menyediakan inovasi perangkat keras sumber terbuka, dari alat pelindung diri hingga ventilator.

Informasi pengukuhan guru besar dan tokoh meninggal selama sepekan.

Masyarakat Kedung Ombo bertahan menempati rumah yang telah terendam. Mereka menerima berbagai macam intimidasi dan diberi cap eks tahanan politik di kartu tanda penduduk.

Karena korupsi bantuan sosial merupakan kejahatan level tertinggi, hukuman bagi pelakunya harus berlipat-lipat. Termasuk bagi kelompok yang ikut menikmati hasilnya.

Pemberitaan mengenai kasus suap pengadaan bantuan sosial mengajak pembaca rajin membuka kamus-kamus. Di halaman koran, kata-kata mungkin gampang dimengerti, tapi memicu keraguan.

Saya bayangkan Airlangga sadar: di atas takhta, ia terbelah. Ia berkuasa dan juga ia tak berkuasa. Ada sebuah patung yang menggambarkannya duduk di punggung garuda, sebagai Wishnu. Tapi dengan kiasan itu sekalipun, tegak di kendaraan sakti di angkasa, ia tetap tak bisa—justru tak bisa—mengetahui apa yang terjadi.

Kejaksaan Agung menyasar banyak orang yang diduga terlibat korupsi menara BTS. Ada tokoh politik dan pemilik perusahaan besar. Siapa saja mereka?

Korupsi proyek menara BTS 4G yang menjerat Johnny G. Plate berpotensi merugikan negara hingga Rp 8 triliun. Ditilik dari banyak sisi, kasus proyek BTS Kominfo adalah contoh sempurna korupsi “state capture”--korupsi sistemik yang terjadi ketika kepentingan swasta memengaruhi pembuatan kebijakan demi keuntungan segelintir orang alias berkomplot menggarong uang negara.

Duit korupsi ditengarai mengalir ke sejumlah pengusaha hingga partai politik. Johnny harus berani "menggigit" pihak yang menikmati duit korupsi menara BTS. Sementara itu, kita bolehlah bertepuk tangan. Saatnya menonton “gajah-gajah” besar bertarung sembari memastikan jangan sampai ada “pelanduk” yang menjadi korban.