maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Pengesahan revisi Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara menuai kecaman karena dianggap hanya menguntungkan pengusaha tambang. Ada bocoran surat Komisi Energi yang semula berpendapat pembahasan tak bisa dilanjutkan.
Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia dan Selandia Baru, Nadirsyah Hosen, berbagi pandangannya tentang bagaimana umat muslim, khususnya di Indonesia, bersikap dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dosen ilmu hukum dan fiqih di Monash University, Australia, ini memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Pria yang akrab disapa Gus Nadir ini menyerukan mayoritas muslim di Tanah Air untuk lebih bersuara dalam menentang paham radikal dan ide khilafah. Ia juga mendesak pemerintah bertindak serius dalam menangkal penyebaran radikalisme.
DARI berbagai penjuru, sebelas ulama berdakwah ke sejumlah wilayah Nusantara. Menghadapi berbagai tantangan, seperti ganasnya ombak dan keterasingan di wilayah baru, mereka menyebarkan Islam. Dengan ilmu dan kearifan, mereka merangkul masyarakat yang tak satu kepercayaan. Seperti para wali yang menjadi pendahulunya, mereka menyebarkan Islam yang damai dan penuh welas asih.
Hubungan Presiden Jokowi-Megawati beberapa kali naik dan turun, dari persoalan posisi menteri hingga deklarasi capres PDIP. Alih-alih mendukung Ganjar Pranowo, Jokowi justru kian condong menyokong Prabowo Subianto. Benarkah karena tersulut perjanjian Batu Tulis?
Keinginan untuk cawe-cawe dalam Pemilu 2024 tidak seharusnya terlontar dari Presiden Joko Widodo. Sebagai seorang presiden dan kepala pemerintahan, pernyataan semacam itu dapat disalahartikan oleh bawahan dan pengikutnya. Pernyataan tersebut berpotensi menimbulkan wasangka bahwa Pemilu 2024 akan berlangsung tidak jujur dan tidak adil.
Dalih presiden melakukan cawe-cawe demi bangsa dan negara juga mengabaikan prinsip demokrasi yang menempatkan kedaulatan di tangan rakyat. Jokowi sepertinya lupa bahwa bukan dirinya yang menentukan baik-buruknya presiden pengganti, melainkan rakyatlah yang menentukan lewat pemilihan yang transparan dan akuntabel.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.