maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Korporasi swasta dan milik negara berlomba-lomba berburu restrukturisasi utang akibat lesunya ekonomi. Pemerintah mengantisipasi menipisnya likuiditas lembaga keuangan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta pemerintah Cina membantu pengusutan kasus dugaan eksploitasi anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal-kapal berbendera Cina. Ia juga mendesak perusahaan pemilik kapal bertanggung jawab memenuhi hak-hak ABK, termasuk memberikan keterangan soal pelarungan jenazah tiga awak kapal asal Indonesia. Berkaitan dengan pandemi Covid-19, Menteri Rento getol menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk pemenuhan alat kesehatan, obat, dan vaksin.
Di tengah pagebluk corona yang mematikan, sejumlah individu dan komunitas menolak diam dan tak mau menunggu pemerintah bersikap. Berawal dari ide sederhana, mereka membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi. Menghimpun tenaga dan sumber daya, mereka bergerak cepat dan tepat untuk melawan wabah yang entah kapan berakhir. Inilah sebagian kisah gerakan solidaritas publik yang tak akan terhenti oleh bencana sekuat apa pun.
Berbagai gelombang wabah menghantam Indonesia di zaman Hindia Belanda. Dari pagebluk kolera dan pes pada abad ke-18, ke-19, dan awal abad ke-20 sampai Flu Spanyol menerjang. Situasinya mirip seperti sekarang. Setelah terlambat menangani wabah, pemerintah akhirnya menerapkan karantina wilayah. Banyak hal yang bisa dipelajari dari wabah pada tempo dulu. Strategi mitigasi, isolasi yang tepat, dan gerak cepat kebijaksanaan diperlukan.
Petugas medis mengambil sampel lendir dari seorang penumpang kereta listrik saat dilakukan tes usap (swab test) Covid-19 di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, 11 Mei 2020. Tes tersebut dilakukan kepada 200 calon penumpang secara acak dengan mengumpulkan sampel lendir dari bagian belakang hidung dan tenggorokan sebagai salah satu metode mendeteksi dan mencegah penyebaran Covid-19 di sarana transportasi umum. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, namun dalam seperempat abad kemudian watak otoritarianisme kembali menguat. Benarkah penjegalan cita-cita Reformasi digerogoti dari dalam secara sistematis?
Setelah 25 tahun gerakan reformasi di Indonesia kini berada pada titik nadir. Semangat perubahan yang pernah diusung oleh mahasiswa, buruh, aktivis pro-demokrasi, dan berbagai kalangan masyarakat semakin meredup. Beberapa aktivis Reformasi 1998 yang dulu berjuang di jalanan, sekarang justru mendukung gagasan dan perilaku yang bertentangan dengan tuntutan mereka di masa lalu.
Bahkan hingga di penghujung periode kedua pemerintahan Joko Widodo, belum ada satu pun dari enam tuntutan mahasiswa 1998 yang terlaksana sepenuhnya. Seperti misalnya supremasi hukum, pemberantasan korupsi, dan pengadilan terhadap mantan presiden Soeharto. Arus reformasi cenderung berbalik arah dan gejala otoritarianisme semakin menguat, menghadirkan tantangan serius bagi perjuangan demokrasi di Indonesia.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.