Anda memiliki 1 free artikel untuk minggu ini. Dapatkan
4 artikel gratis setelah Register.
Sepanjang 91 tahun hidupnya, Aloysius Sugiyanto menyebutkan ada dua tindakan yang menjadi kesalahannya. Pertama, saat ia menggiring Resimen Para Komando Angkatan Darat—kini Komando Pasukan Khusus—ke konflik Angkatan Darat dalam Peristiwa Kranji 1956. Kedua, saat majalah miliknya memuat artikel yang menyebut Presiden Soeharto sebagai keturunan Keraton Yogyakarta. Soeharto murka dan karier militer Sugiyanto mentok di kolonel.
GI, coba ini dikopi. Cepet!” Begitu perintah Pak Ali Moertopo kepada saya. Saat itu lewat tengah malam 12 Maret 1966 di Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Jakarta. Dokumen itu Surat Perintah Sebelas Maret.
Terlempar dari RPKAD, Aloysius Sugiyanto masuk Kostrad. Di satuan dengan pasukan terbanyak ini, jam terbangnya di dunia intelijen kian tinggi. Sugiyanto bersentuhan dengan Ali Moertopo dan menjadi agen utama tim Operasi Khusus. Menggalang perdamaian saat konfrontasi Malaysia dan merangkul Timor Timur.
MENYIMAK perjalanan hidup Aloysius Sugiyanto serasa membuka lembaran buku sejarah. Pensiunan kolonel Angkatan Darat itu berlaga di banyak palagan, dari peristiwa Bandung Lautan Api, penumpasan pemberontak separatis di Maluku, pembebasan Irian Barat, hingga aneksasi Timor Timur.
Film The Science of Fictions karya Yosep Anggi Noen masuk kategori World Focus dalam Tokyo International Film Festival. Tema trauma politik disajikan melalui gagasan unik.
Film Tora-san, Wish You Were Here karya sutradara sepuh Yoji Yamada menjadi pembuka Tokyo International Film Festival. Yamada membuat serial film Tora-san sejak 1969. Salah satu film keluarga paling populer dan menyentuh berbagai generasi di Jepang.
TOKYO International Film Festival ke-32 berlangsung pada 28 Oktober-5 November 2019. Dibuka film terbaru karya sutradara sepuh Jepang, Yoji Yamada, Tora-san, Wish You Were Here, festival ini menyajikan ratusan film yang digelar dalam berbagai kategori. Seksi kompetisi salah satu yang ditunggu-tunggu. Dewan juri yang diketuai artis terkenal Cina, Zhang Ziyi, menilai 14 film terpilih dari berbagai negara yang mengangkat tema unik dalam seksi tersebut. Siapa penerima Tokyo Grand Prix/The Governor of Tokyo Award pada seksi kompetisi? Ikuti laporan wartawan Tempo, Seno Joko Suyono. Termasuk ulasan film The Science of Fictions karya Yosep Anggi Noen, yang diputar dalam seksi World Focus.
SEMACAM oasis, begitu yang terasa saban memandang hamparan hijau di berbagai titik Bengaluru, ibu kota Karnataka, negara bagian di India.
DALAM dua dekade terakhir, laju Bengaluru kian kencang. Ibu kota Karnataka, salah satu negara bagian di India, ini berevolusi menjadi pusat industri teknologi informasi dunia. Bengaluru satu dari daerah “3B” yang tersohor sebagai ekosistem perusahaan rintisan atau startup, selain Bay Area atau Silicon Valley di Amerika Serikat dan Beijing di Cina. Kota ini juga menjadi sentra riset industri lokal dan perusahaan multinasional ternama, seperti Google, Microsoft, Intel, dan General Electric. Transformasi yang cepat itu berekses kian padatnya populasi dan meningkatnya kemacetan lalu lintas di kota ini. Namun, di sisi lain, Bengaluru menyimpan pesona taman di berbagai penjuru kota.
BERJARAK sekitar 172 kilometer di utara Stokholm, di situlah Gavle berada. Kota ini tak begitu besar.
DESAINER Tempo, Kendra Paramita, menghadiri Stockholm Pride, parade tahunan di Swedia yang sangat memberi tempat untuk kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Stokholm adalah salah satu pionir dalam memerangi diskriminasi di Eropa. Dengan infrastruktur sosial yang komplet, ibu kota Swedia ini berusaha membuat siapa pun merasa diterima. Kesetaraan ditonjolkan. Parade Stockholm Pride menjadi perhelatan tahunan yang paling dinanti mayoritas warga Swedia, bukan hanya kaum LGBT. Dalam reportasenya, Kendra tidak menampilkan laporan dalam bentuk tulisan, melainkan novel grafis.
Masyarakat Dayak Iban sangat menghormati semua burung, terutama jenis enggang. Mereka terus berupaya melindunginya. Tidak boleh diburu, apalagi dibunuh.
RANGKONG gading satu di antara belasan burung jenis enggang yang istimewa dalam budaya Kalimantan, terutama masyarakat Dayak. Burung dengan nama ilmiah Rhinoplax vigil ini dipercaya orang Dayak sebagai simbol keberanian. Ia juga pelindung serta jembatan antara roh leluhur dan masyarakat Dayak.
Perjalanan mengunjungi situs-situs religius dengan berjalan kaki beberapa tahun belakangan makin menggeliat dan menjadi tren di Eropa. Tak melulu berlatar agama.
ZIARAH makam Santo Thomas Becket dari Canterbury merupakan tradisi ziarah terbesar di Inggris. Baru-baru ini, rute ziarah kuno ke Canterbury ditemukan, merekam jejak Raja Henry II. Tempo menelusuri jalur kuno tersebut dan memotret tren ziarah ke situs-situs religius yang belakangan kian menggeliat di Inggris.
Lukisan Toha yang merekam perang revolusi secara on the spot kini berada di Belanda.
BUKU baru berjudul Art & Diplomacy diluncurkan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Agustus lalu. Isinya banyak berupa foto langka zaman pergerakan yang diabadikan lewat jepretan fotografer IPPHOS—kantor berita foto pertama Indonesia. Juga poster, karikatur, serta komik yang dibuat seniman-seniman zaman itu.
MEmbaca sejarah sebetulnya tidak mungkin. Yang paling mungkin adalah membaca bagaimana sejarah dihadirkan kembali.
MENYAMBUT Hari Kemerdekaan pada Agustus ini, sastrawan dan pengamat komik, Seno Gumira Ajidarma, menganalisis komik-komik bertema perjuangan. Menurut dia, terdapat dua subgenre “komik perjuangan”, yakni representasi dokumentasi dan pengobaran patriotisme.
FILM Yesterday meniupkan premis menarik: betapa jagat kita ibarat “sayur tanpa garam” bila The Beatles, grup musik asal Liverpool, Inggris, tak pernah ada. Premis yang mengandaikan John Lennon dan kawan-kawan sebagai grup musik terpopuler abad ini. Lagu-lagunya elok, abadi, dan mempengaruhi banyak orang di dunia. Digarap sutradara Danny Boyle, Yesterday menyusul puluhan film pendahulu yang juga mengusung tema The Beatles, seperti Help!, A Hard Day’s Night, Yellow Submarine, Across the Universe, Nowhere Boy, dan Living Is Easy with Eyes Closed. Tempo menulis sejarah film-film tentang Beatles. Ikuti pula reportase Tempo ke museum Beatles di Liverpool, juga tulisan mengenai band “Beatles” versi Indonesia.